Menyoal UPT Penerbitan UNSOED


Untuk Para PU Lembaga Pers Mahasiswa se-UNSOED
Oleh: Firdaus Putra A.

Satu kali saya SMS dengan Pemimpin Umum LPM Solidaritas, bunyi SMS itu kurang lebih, “Ada satu departemen strategis yang luput dari analisis temen-temen mahasiswa, UPT Penerbitan UNSOED. Belum pernah ada yang mengangkat kinerjanya. Padahal posisinya cukup signifikan. Coba kawan-kawan pikirkan”. Maksud mengirim pernyataan itu kepada seorang pucuk pimpinan lembaga pers mahasiswa tak lain supaya isu itu dapat disikapi dan diangkat.

Sebenarnya pemikiran ini sudah dari dulu hinggap di otak. Hanya saja kadang timbul tenggelam. Dan melalui tulisan ini saya ingin mengomunikasikannya kepada yang lain. Siapa tahu beberapa orang memiliki pemikiran yang sama. Dan lebih jauh, saya berharap agar dari share gagasan ini dapat dimunculkan penyikapan yang konkret. Yakni menyoal kinerja UPT Penerbitan UNSOED.

UPT Penerbitan UNSOED terletak persis di pertigaan jalan kampus. Di sebelahnya kantor Pos dan Giro. Selama saya kuliah, empat setengah tahun, saya jarang bahkan nyaris tidak pernah sama sekali melihat kantor tersebut ‘hidup’. Kendaraan dinas, mobil dinas pun jarang saya lihat parkir di depan pintunya.

Sebenarnya tidak hanya saya saja yang mempertanyakan kinerja UPT Penerbitan, dalam kesempatan lain, seorang dosen jurusan Sosiologi, Dra. Mintarti, M.Si., juga bertanya tentang apa yang dikerjakan oleh UPT Penerbitan. Beliau membandingkan dengan STAIN yang penerbitannya sangat produktif, yakni STAIN Press. Padahal UNSOED dengan STAIN tentunya lebih besar UNSOED.

Senada dengan Dra. Mintarti, M.Si., saya memandang UPT Penerbitan UNSOED sama sekali tidak produktif. Sebagai lembaga penerbitan tentunya ia harus memiliki visi ke depan. Penerbitan merupakan salah satu petanda tentang geliat pemikiran di satu wilayah atau universitas. Bisa dibilang, mereka hanya bekerja satu tahun sekali, yakni mencetak Buku Pegangan UNSOED, buku diktat dan selebaran atau brosus company profile. Sungguh ironis.

Saya menyangka hal ini merupakan kemandulan yang berangkat dari kegagalan top manajemen. Saya yakin pemimpinnya sama sekali tidak memiliki visi tranformasi sosial melalui informasi, pemikiran dan seterusnya. Mereka tidak pernah berpikir tentang bagaimana caranya menerbitkan satu buah karya dari dosen atau mahasiswa.

Dan yang membuat saya prihatin, kondisi mati suri UPT Penerbitan sebenarnya sudah saya saksikan semenjak awal masuk kuliah. Sayangnya, kawan-kawan gerakan mahasiswa, yang tergabung dalam BEM atau LPM tidak pernah memainkan isu ini. Minimalnya melakukan penelusuran tentang apa-apa yang telah mereka kerjakan.

Padahal, LPM sebagai salah satu lembaga penerbitan mahasiswa bisa diuntungkan ketika UPT Penerbitan produktif. Bisa jadi mencetak majalah, buletin atau koran mahasiswa menjadi gratis atau maksimalnya murah.

Saya percaya sebenarnya jika difasilitasi, mahasiswa-mahasiswa yang produktif dalam hal tulis menulis sangat banyak. Bayangkan, jika kita kumpulkan cerpen, esai, puisi mereka dan disusun menjadi satu antologi tertentu, bukankah hal yang sangat produktif?

Melalui tulisan ini saya mengetuk nalar para Pemimpin Umum LPM se-UNSOED untuk mencoba memainkan isu ini. Cobalah sekali waktu majalah atau buletin melakukan reportase mendalam terkait dengan kinerja mereka. Setelah itu, data ada bisa kita kaji ulang untuk melakukan proses advokasi kebijakan. Konkretnya, kita bisa memberikan rekomendasi kepada pimpinan universitas untuk mengambil kebijakan secara visioner agar penerbitan sebagai jantung pengembangan pemikiran dapat kembali berdetak.

Perlu kita camkan, bahwa UPT Penerbitan merupakan departemen startegis dimana ide dapat disemai secara massal. Apakah rela jika kita setiap tahun membayar SPP hanya untuk sekedar menerima buku diktat—yang maaf saja—kualitasnya masih kurang. Saya rasa kita—gerakan mahasiswa—jika mau serius dapat memanfaatkan UPT Penerbitan sebagai salah satu media perjuangan kita. Saya tunggu respon kawan-kawan melalui penerbitan majalah, buletin, pamflet dan sebagainya yang menyajikan telisik UPT Penerbitan UNSOED. Semoga dapat disikapi dengan baik. []
Share on Google Plus

About el-ferda

Saya mulai blogging sejak November 2007. Dulu awalnya iseng sekedar mengarsip tulisan atau foto. Lama kelamaan saya mulai suka menulis. Selain blogging, saya juga suka membaca, nonton film dan diskusi ini itu. Sekarang di tengah-tengah kesibukan bekerja dan lain sebagainya, saya sempatkan sekali dua kali posting tulisan. Tentang saya selengkapnya di sini
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 comments :

Anonim mengatakan...

hohohhhooo
sumpah selama di pwt dan selama kuliah di Unsoed baru tau kalo ada yg namanya UPT pEnerbitan UNSOED... GILA Terntata bangunan yang jarang terlihat aktifitasnya itu punya UNSOED....

Ya...smg yang baru tau cuma aku....
Entah karna aQ emg ga cari info atau mmg gada info ttg UPT Pnerbitan